Terungkapnya Kasus Bocah Sodomi 9 Bocah di Bekasi, Ortu Tuntut Keadilan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Terungkapnya Kasus Bocah Sodomi 9 Bocah di Bekasi, Ortu Tuntut Keadilan
Jun 11th 2025, 09:03 by kumparanNEWS

Ilustrasi kekerasan seksual anak Foto: panitanphoto/shutterstock
Ilustrasi kekerasan seksual anak Foto: panitanphoto/shutterstock

Seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun di Kota Bekasi, Jawa Barat, menjadi korban sodomi oleh teman sebayanya dan disaksikan oleh temannya yang lain. Perbuatan itu terjadi pada Mei 2025.

Ibu korban, telah melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Bekasi Kota, dan korban telah divisum dengan hasil positif bahwa dubur terluka dan ada bekas penetrasi, tapi ibu korban merasa tak digubris karena polisi tidak bisa menindak anak kecil.

Ibu korban tak kuasa menahan air matanya saat didatangi awak media di kediamannya, Senin (9/6).

"Awalnya saya tidak tahu, justru kakak perempuannya yang coba memberitahukan pada saya. Akhirnya mengaku dan sudah dilakukan sebanyak 2 kali oleh pelaku pada anak saya," kata ibu korban.

Pelaku Ancam Pukuli Korban

Ilustrasi pemukulan. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi pemukulan. Foto: Shutter Stock

Menurut ibu korban, anaknya disodomi oleh temannya yang berusia 8 tahun dengan disertai ancaman. Semua kejadian dilakukan di lokasi yang sama, yakni sebuah tanggul perbatasan perumahan.

"Anak saya dipaksa, karena kalau melawan dan menolak akan dipukuli oleh pelaku," paparnya.

Ironisnya, berdasarkan keterangan korban semua kejadian dilakukan pelaku di depan teman-teman lainnya sepermainan mereka.

"Lantaran (korban) kesakitan, temannya yang lain sudah mencoba mengingatkan pelaku untuk berhenti namun tidak dipedulikan oleh pelaku dan meneruskan perbuatan bejatnya," kata ibu korban.

Ibu Korban Datangi Pelaku

Sadar kejadian ini masalah serius, ibu korban sempat mencoba mendatangi rumah pelaku yang tak lain tetangga di lingkungan sekitar, namun pihak keluarga pelaku tidak begitu mempedulikan kejadian tersebut.

"Bahkan secara langsung saya sempat menanyakan kepada pelaku, kenapa melakukan hal tersebut kepada anak saya. Dijawab pelaku, 'Soalnya enak'," ujar ibu korban.

9 Korban

Tak hanya satu, korban aksi sodomi pelaku belakangan diketahui ada 9 orang yang semuanya berasal dari luar lingkungan perumahan.

"Awalnya informasi yang saya dapatkan hanya ada 4 korban lainnya selain anak saya, namun kemudian bertambah hingga kini sudah ada 9 anak lainnya yang mengaku disodomi oleh pelaku," jelas ibu korban.

Korban Trauma, Sering Nangis

Ilustrasi Pemerkosaan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Pemerkosaan. Foto: Shutterstock

Akibat kejadian ini, korban kini trauma, sering menangis dan ketakutan untuk keluar rumah. Area anus korban sempat luka dan sakit.

"Kalau menangis, anak saya sering ketakutan dan sering bilang 'Mamah jangan tinggalin aku ya mah', saking takutnya," tambah ibu korban.

Saat ini terduga pelaku masih berkeliaran dan bermain di lingkungan sekitar sehingga membuat anaknya ketakutan untuk keluar rumah. Ibu korban berharap adanya keadilan yang menimpa anaknya tersebut.

"Saya sudah melakukan berbagai cara, namun belum juga menemukan keadilan. Saya ke polisi dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) namun semuanya kandas," kata ibu korban.

Pelaku Disebut Pernah Menjadi Korban Sodomi

Ilustrasi anak kecil laki-laki menjadi korban pelecehan. Foto: HTWE/Shutterstock
Ilustrasi anak kecil laki-laki menjadi korban pelecehan. Foto: HTWE/Shutterstock

Ayah terduga pelaku menyebut sang anak juga merupakan korban sebelum akhirnya ia menjadi pelaku. Hal itu terungkap usai anaknya mengikuti konseling bersama psikolog yang difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Bekasi.

"Hasilnya dari psikolog itu ternyata dia menyampaikan ke saya, bilang katanya anak saya, saya kaget pas psikolog bilang ke saya, adalah korban. Memang anak saya pelaku, tapi anak saya adalah korban. Korban pertama dan selanjutnya, seterusnya," ujar dia saat ditemui kumparan di rumahnya, Selasa (10/6).

Ia bercerita, sang anak memiliki dua orang teman sebaya. Saat anaknya main ke rumah salah satu temannya, anaknya diduga disodomi.

"Iya (mereka berteman). Tapi jarang main ke situ. Pas lagi main ke situ. Itu yang saya dengar sudah ada kurang lebih setahun lalu," ucapnya.

"Saya lagi satu-satu dulu. Nanti akan terbongkarnya dari Dinas DPPPA, Pak. Betul, kan? Akan terbongkar semua itu. Benar, kan? Karena dari pihak Dinas juga nggak menyampaikan siapa ininya, dua orang ini, yang melakukan ke anak saya," tambahnya.

Pelaku Direhabilitasi Keluarga

Ayah pelaku juga menyebut saat ini anaknya direhabilitasi oleh keluarga. Dia tidak diizinkan ke mana-mana.

"Jadi saya gini. Kasarnya itu anak saya, saya rehabilitasi," ujarnya saat ditemui kumparan di rumahnya, Selasa (10/6).

"Sudah enggak boleh main ke mana-mana, kayak direhabilitasi sama saya," ujar sang ayah.

Selain itu, ayah pelaku menyebut anaknya ini terus meminta keluar rumah karena tak tahu apa yang telah dilakukannya itu adalah perbuatan yang salah.

"Mereka enggak tahu. Masih kecil," tambahnya.

Ayah Pelaku Kumpulkan Dana untuk Psikolog Anak

Ilustrasi konsultasi dengan psikolog. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ilustrasi konsultasi dengan psikolog. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

Ayah pelaku yang merupakan buruh serabutan itu mengaku hidup pas-pasan. Kepada warga, RT-RW, polisi, dan DPPPA, ia menyebut akan membantu penyelesaian kasus semampunya.

"Memang niat saya memang saya sudah akan mempertanggungjawabkan, cuma saya dengan keadaan saya, saya tidak bekerja. Saya sudah konfirmasi sama mereka bahwa saya hanya bisa membantu semampu saya," ucapnya.

Menurutnya, selama ini dia selalu mengikuti arahan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) dengan baik. Salah satunya adalah mengikutkan anaknya pada konseling psikolog.

Saat ini ia tengah mengumpulkan dana untuk dapat membawa anaknya ke pskologi DPPPA lagi.

"Kalau saya ada rezeki, saya pengin ke sana lagi," ucapnya.

Ortu Butuh Pendampingan Psikologis dan Anak Bisa Sembuh

Psikolog anak dan remaja, Mira D. Amir, mengungkapkan sempat dihubungi keluarga korban dalam kasus sodomi di Bekasi tersebut. Ia mengatakan dalam situasi seperti ini penanganan psikologis tak hanya fokus pada korban, melainkan juga pada orang tua. Ia menekankan bahwa orang tua yang panik atau histeris justru bisa memperparah kondisi mental anak.

"Ya itu tadi. Kalau dia jadi korban, terutama keluarganya yang shock, terutama ibunya, gitu ya. Atau orangtuanya, itu harus diterapi dahulu, kan buat orang tua kan berita yang sangat membuat stres, kan. Sehingga rasa stres itu harus diredakan dahulu," jelas Mira.

"Agar apa? Agar dia bisa menghadapi anaknya jauh dari rasa panik. Karena orang tua yang panik menghadapi anak yang menjadi korban, itu justru menjadi kontraindikasi, justru bisa memperparah, gitu," lanjutnya.

Mira juga menyebutkan bahwa anak yang menjadi pelaku kekerasan seksual dapat sembuh. Akan tetapi, prosesnya tidak mudah.

"Bisa sembuh, tapi bukan cara yang mudah pastinya. Dan butuh waktu. Butuh keseriusan dalam penanganannya," tandasnya.

Polisi Selidiki

Kini, kasus itu sudah dilaporkan ke Polres Metro Kota Bekasi. Kapolres Metro Kota Bekasi, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, mengaku pihaknya sedang melakukan penyelidikan.

"Sudah ditangani reskrim ya," kata Wahyu kepada kumparan, Selasa (10/6).

Wahyu belum membeberkan sejauh mana penanganan kasus itu.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post