Eks narapidana kasus terorisme (napiter) tragedi bom Bali 2002, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek, meluncurkan usaha kopinya bernama 'Kopi Ramu' di Hedon Estate, Surabaya, Selasa (3/6/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Selasa 3 Juni 2024, suasana riuh di kafe Hedon Estate, Surabaya. Berjejer mobil elite di parkiran salah satu cafe di pusat Kota Surabaya.
Banner bertuliskan 'Kopi Ramu' terpampang di sudut-sudut cafe dengan ornamen mewah nan megah di dalamnya.
Hari itu, eks narapidana kasus terorisme (napiter) tragedi bom Bali 2002, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek, meluncurkan kopi racikannya.
Pukul 19.00 WIB, Umar Patek masuk ke kafe itu. Para pengunjung langsung berebut jabat tangannya sambil ia berjalan dan langsung masuk ke dalam salah satu ruangan di kafe itu.
Eks narapidana kasus terorisme (napiter) tragedi bom Bali 2002, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek, meluncurkan usaha kopinya bernama 'Kopi Ramu' di Hedon Estate, Surabaya, Selasa (3/6/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Sekitar setengah jam kemudian, Umar Patek muncul kembali dari tangga kafe Hedon Estate. Berpakaian setelan polo putih, apron dan celana hitam serta sepatu putih, ia melambaikan tangan ke para pengunjung yang hadir. Tamu-tamu pun berdiri sambil tepuk tangan. Umar Patek kemudian duduk di sofa depan yang tertata rapi.
Beberapa tamu yang hadir memberikan sambutan. Mulai Kepala Densus 88 Antiteror Polri, Komjen Pol Marthinus Hukom, hingga seorang pengusaha, drg David Andreasmito.
Salah satu penyintas bom Bali 2002, Chusnul Chotimah (baju biru) saat hadir di peluncuran 'Kopi Ramu' di Hedon Estate Surabaya, Selasa (3/6/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Giliran Umar Patek dipersilakan naik ke podium. Senyum semringah terpancar dari salah satu militan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) itu.
Umar Patek mulai bercerita awal mula ia memulai bisnis kopi sejak bebas bersyarat dari Lapas Porong Sidoarjo, Desember 2022 lalu. Ia mengaku kesulitan mencari pekerjaan karena statusnya sebagai eks napiter.
Umar Patek salah satu dalang dari tragedi Bom Bali tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 202 orang.
Umar Patek dianggap sebagai salah satu teroris paling dicari di Asia Tenggara karena keterlibatannya dalam serangan itu serta memiliki hubungan dengan kelompok JI yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Umar Patek kemudian ditangkap di Kota Abbottabad, Pakistan, akhir Januari 2011. Ia lalu diekstradisi ke Indonesia dan diadili atas perannya dalam serangan Bom Bali pada tahun 2015
"Sejak saya bebas dari penjara persisnya tanggal 7 Desember 2022, saya lontang lantung mencari kerja ke sana kemari tidak ada yang mau menerima saya. Tidak ada satu pun yang mau menerima selaku saya mantan napiter. Stigma itu terus melekat. Hingga akhirnya pada awal Januari 2023, drg David mencari saya. Hingga akhirnya saya dipertemukan di Hedon Estate ini," kata Umar Patek di hadapan puluhan tamu yang hadir.
Dua bulan setelah bebas, Umar Patek dicari dan dihubungi pemilik Hedon Estate, drg David Andreasmito. Tujuan David untuk memberikan kesempatan kerja kepada Umar Patek.
Eks narapidana kasus terorisme (napiter) tragedi bom Bali 2002, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek, meluncurkan usaha kopinya bernama 'Kopi Ramu' di Hedon Estate, Surabaya, Selasa (3/6/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Pertanyaan pertama yang masih ingat sekali, kerja apa sekarang? Saya bilang saya tidak punya kerja. Keahlian apa yang kamu miliki? Saya tidak punya keahlian. Hingga akhirnya dr David menawarkan satu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian saya atau passion saya," terangnya.
Umar Patek ketika itu mengaku masih belum percaya diri atas tawaran David. Namun, David terus mencoba meyakinkan Umar Patek.
"Akhirnya komunikasi terus berjalan dan selalu ditanyakan, ayo datang sini, kerja apa yang mau. Saya bilang, saya belum menemukan pekerjaan. Dan setiap saya datang beliau selalu menawarkan saya, menyodorkan uang, saya tolak, saya gak mau, bukan uang yang saya butuhkan, tapi pekerjaan yang saya butuhkan," ungkapnya.
Tekad David menawarkan pekerjaan kepada Umar Patek tak main-main. David hingga mendatangi rumahnya.
Di situ, Umar Patek lalu menyuguhkan kopi racikannya kepada David. Kemudian, David menawarkan bisnis kopi hasil racikannya.
"Saya waktu itu menolak, terus menolak, saya waktu itu berpikir efek dari bisnisnya dr David. Beliau menerima saya bukan lah tanpa risiko, saya khawatir bisnisnya dia jatuh atau dimusuhi oleh teman-temannya, karena menerima saya yang statusnya sebagai mantan teroris," jelasnya.
Hingga pada akhirnya Umar Patek menerima tawaran bisnis kopi dengan David.
"Hedon estate ada lah cafe yang pertama kali menerima dan menggunakan produk saya ini, di Surabaya maupun yang ada di Banyuwangi. Saya hanya ingin bahagia dari sisa hidup saya yang entah sampai kapan, saya hanya ingin bahagia. Maka ditolong supaya saya bahagia," katanya.
Usai peluncuran kopi itu, Umar Patek beserta tamu lainnya foto bersama. Sesaat setelahnya, muncul seorang perempuan menghampiri Umar Patek.
Dia adalah Chusnul Chotimah, salah satu penyintas bom Bali 2002. Dengan raut emosional, Chusnul menyampaikan perasaan sedihnya kepada Umar Patek.
"Alhamdulillah, bapak (Umar Patek) sekarang masih sehat dan diberi rezeki sama Allah yang banyak, saya mewakili penyintas, bapak lihat kan luka saya 70 persen luka bakar, kami sebenarnya sulit memaafkan," kata Chusnul sambil berjabat tangan dengan Umar Patek.
Chusnul mengaku kepada Umar Patek bahwa dirinya banyak menghadapi kesulitan usai menjadi korban bom Bali 2002.
Ia menunjukkan luka-lukanya kepada Umar Patek dan harus menjalani operasi hingga ke Australia.
Kata Chusnul, ia selama ini mendapatkan bimbingan dan pendampingan psikologi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk lepas dari kemarahan tragedi bom Bali.
"Saya sendiri akhirnya menyadari dan memaafkan perbuatan bapak dan Alhamdulillah sekarang bapak sudah berubah jadi orang yang baik. Dan saya berharap jika bapak ini berhasil, tolonglah intip sedikit kehidupan kami, bantu kami, bantu anak-anak kami, bukan dalam uang, tapi pekerjaan," ungkap Chusnul.
Umar Patek tak banyak menyampaikan ke Chusnul. Hanya permintaan maaf yang bisa terucap dari mulut Umar Patek.
"Saya benar-benar minta maaf sebanyak-banyaknya," kata Umar Patek.