Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Foto: Kemenparekraf RI
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, mengungkapkan tantangan pembangunan infrastruktur sektor pariwisata Indonesia. Sektor pariwisata tidak hanya bergantung pada infrastruktur utama, seperti jalan, listrik, dan bandara, tetapi juga fasilitas publik hingga pusat informasi.
"Pariwisata tidak hanya bergantung pada infrastruktur penting atau besar seperti jalan, listrik, dan juga bandara. Pariwisata juga bergantung pada fasilitas penting, seperti fasilitas publik dan pusat informasi," kata Widiyanti, seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi peta pariwisata Indonesia Foto: Dok. Kemenparekraf
Widiyanti memaparkan bahwa tantangan pertama yang dihadapi pemerintah dalam membangun infrastruktur erat kaitannya dengan letak geografis Indonesia. Hal ini membuat berbagai kebutuhan logistik sangat sulit untuk sampai ke area-area terpencil.
Selanjutnya, pembangunan infrastruktur masih berlapis-lapis dan saling bergantung. Ia mencontohkan pembangunan sanitasi masih mengandalkan akses air yang bersih.
"Dan ini tetap menjadi tantangan di beberapa destinasi tertentu," lanjutnya.
Tantangan lain juga datang dari kesiapan masyarakat untuk menjaga aset pembangunan, serta pemahaman untuk mewujudkan destinasi wisata yang berkelanjutan.
Menurut Widiyanti, infrastruktur akan memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, apabila masyarakat lokal siap untuk memeliharanya.
Ilustrasi desa wisata di Indonesia. Foto: Dok. Kemenparekraf
Widiyanti juga menyebut telah terjadi ketimpangan investasi, karena banyak investor ragu untuk berinvestasi dalam jangka panjang akibat adanya iklim yang tidak menentu. Selain itu, ada pula tantangan dalam mengeksekusi suatu proyek yang harus diantisipasi.
"Ini adalah isu yang nyata, tapi bukan menjadi alasan untuk kita menjadi ragu. Ini adalah pengingat bagi kita untuk berhati-hati dalam rencana dan bertindak secara strategis," tuturnya.
Kolaborasi dalam Hal Pengembangan Pariwisata
Ilustrasi desa wisata di Lombok. Foto: Said Safri/Shutterstock
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur akan memperlebar potensi untuk mendukung pengembangan layanan wisata tematik, seperti kesehatan dan kebugaran.
Dibutuhkan pula kolaborasi bersama untuk mendorong berbagai inovasi, yang dapat menunjang pembangunan infrastruktur di destinasi wisata.
Widiyanti menilai pihak swasta memiliki lebih banyak kemampuan untuk bergerak lebih cepat dan keahlian, sementara pemerintah dapat mendorong melalui kebijakan, pembuatan panduan, dan menguatkan visi bersama.
"Melalui kolaborasi kita akan bisa membangun infrastruktur yang memberikan nilai yang bertahan lama," pungkasnya.