Angkatan Laut AS ini menunjukkan helikopter MH-60S Sea Hawk melayang di atas kapal induk USS Carl Vinson saat beroperasi di Timur Tengah, 12 April 2025. Foto: Petty Officer 3rd Class Nathan Jordan/Via AP Photo
Amerika Serikat (AS) dilaporkan memindah kapal perang serta pesawat tempurnya ke sekitar Timur Tengah sejak pekan ini. Langkah itu diambil di tengah kemungkinan AS akan ikut menyerang Iran.
Sampai Kamis (19/6) ,Presiden AS Donald Trump belum memastikan akan gabung Israel, sekutu dekatnya, untuk menyerang Negeri Para Mullah atau tidak. Kendati demikian, laporan media di AS, Trump sebenarnya sudah menyetujui serangan.
Namun, perintah menyerang Iran masih ditahan Trump. Politikus Partai Republik itu menunggu apakah Iran mau menghentikan program nuklirnya atau tidak.
Kapal induk USS Carl Vinson dikawal menuju pelabuhan angkatan laut di Busan, Korea Selatan, 2 Maret 2025. Foto: Yonhap/Via AP Photo
Laporan kantor berita Associated Press, pergerakan kapal perang dan pesawat tempur AS ke Timur Tengah ditujukan untuk membantu Israel bertahan dari serangan Iran.
Selain itu, pergerakan tersebut turut pula ditujukan menjaga tentara AS yang masih berada di Timur Tengah.
Pengakuan perihal pergerakan pesawat tempur dan kapal perang dipastikan seorang pejabat militer AS yang namanya disamarkan. Dia menolak membeberkan angka spesifik berapa pesawat tempur dan kapal perang yang berada di Timur Tengah saat ini.
Dia lalu menjelaskan pesawat tempur AS telah dikerahkan untuk mengudara di langit Israel membantu bertahan dari gempuran rudal serta serangan udara Iran. Tetapi, belum ada pesawat tempur AS yang diminta berada di langit Iran.
Kelompok independen Auorora Intel, yang meninjau pergerakan pasukan AS di Timur Tengah, menyampaikan pada Selasa (17/6) sebanyak 12 pesawat tempur F-16 AS dari pangkalan di Italia sudah ditempatkan di Prince Sultan, Arab Saudi.
Seorang pejabat militer AS lainnya, yang namanya juga dirahasiakan, menyebut pesawat tempur AS kini berpatroli di langit Timur Tengah. Tindakan itu bertujuan untuk menjaga personel militer dan instalasi militer AS.
Pete Hegseth. Foto: Roberto Schmidt/AFP
Adapun Menhan AS Pete Hegseth menjawab diplomatis mengenai pergerakan pesawat tempur dan kapal perang negaranya di Timur Tengah.
"Ini untuk memastikan rakyat kami aman," ucap Hegseth.
Pergerakan Kapal Perang
Sementara itu, pergerakan kapal perang AS di sekitar Timur Tengah sudah berlangsung sejak pekan lalu. Laporan pejabat militer AS kapal perang USS Sulivans dan USS Arleigh Burke menembak jatuh rudal Iran yang menargetkan Israel.
Laporan pejabat AS, saat ini yang masih berada di sekitar Timur Tengah adalah USS Sulivans dan kapal perang USS Thomas Hudner yang lebih dulu ditempatkan. Sedangkan USS Arleigh Burke mulai menjauh dari kawasan Timur Tengah.
Pesawat militer AS di atas Kapal Induk USS Nimitz. Foto: Andreas Solaro/AFP
Adapun kapal induk USS Carl Vinson dilaporkan berada di sekitar Laut Arab. US Carl Vinson berada di sana bersama empat kapal perang lebih kecil.
Laporan lain menyebut, USS Nimitz bergerak dari kawasan Indo-Pasifik ke Timur Tengah. Mereka kemungkinan besar akan menggantikan posisi USS Carl Vinson yang akan kembali ke pangkalannya di San Diego.
Tanggapan Ali Khamenei
Sementara, Ayatollah Ali Khamenei sudah mencium campur tangan AS dalam serangan Israel ke negaranya.
"Kecurigaan keterlibatan AS dalam langkah jahat yang dilakukan oleh rezim Zionis memang sudah ada, namun menimbang pernyataan mereka belakangan ini, kecurigaan ini kian menguat dari hari ke hari," cuitnya.
Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) Republik Islam Iran sejak tahun 1989 ini juga menuding keterlibatan AS menyokong Israel adalah pertanda lemahnya rezim Zionis.
"Fakta bahwa "teman-teman" Amerika rezim Zionis telah ikut campur dan melontarkan pernyataan semacam itu justru menjadi tanda kelemahan dan ketidakmampuan rezim tersebut," ujarnya.
Khamenei juga menegaskan tak gentar dengan ancaman Trump agar Iran menyerah tanda syarat.
"Presiden AS mengancam kami. Dengan retorikanya yang absurd, dia menuntut rakyat Iran menyerah kepadanya. Mereka seharusnya melontarkan ancaman kepada orang-orang yang takut diancam. Bangsa Iran tidak gentar dengan ancaman semacam itu," ujar Khamenei.