Salah satu hal yang paling membuat ibu pusing adalah saat anak sakit. Ya Moms, ketika anak sakit, ibu tidak hanya memikirkan bagaimana mengatasi rewelnya si kecil, tapi juga memikirkan dampaknya. Mulai dari pemenuhan nutrisi, hingga optimalisasi tumbuh kembang anak.
Sebab, saat sakit biasanya anak jadi malas makan, sehingga dikhawatirkan pemenuhan nutrisinya tidak optimal. Selain itu, jika terlalu sering sakit, stimulasi yang diberikan juga mungkin tidak optimal, sehingga wajar jika ibu khawatir dengan tumbuh kembangnya. Itulah kenapa, penting untuk selalu menjaga imunitas tubuh anak.
Nah Moms, tahukah Anda bahwa ternyata imunitas tubuh anak juga dipengaruhi dari kesehatan ususnya? Bahkan, 70 persen imunitas tubuh manusia berada di saluran cerna, lho!
Penasaran? Yuk, simak penjelasan lengkap dari para pakar di bawah ini!
Bagaimana Kesehatan Usus Mempengaruhi Imunitas Tubuh Anak?
Ilustrasi kesehatan usus anak. Foto: Helena Nechaeva/Shutterstock
Moms, di dalam saluran pencernaan manusia terdapat mikrobiota usus yang berisi kumpulan mikroorganisme, termasuk bakteri baik dan bakteri jahat yang perlu dijaga keseimbangannya. Mikrobiota ini berperan penting dalam mencerna makanan, membentuk kekebalan tubuh, dan melindungi dari patogen berbahaya.
Menurut dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi, Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), sistem pencernaan sangat berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan karena menjadi pintu masuk berbagai nutrisi. Pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, sistem imun dan pencernaannya sedang berkembang pesat. Keragaman mikrobiota yang baik di masa ini akan membantu anak memiliki sistem imun yang lebih kuat dan dapat berdampak jangka panjang.
"Apabila kesehatan saluran cernanya terganggu maka anak juga akan lebih rentan sakit," kata Prof Zaki dalam program Ask The Expert kumparanMOM.
Prof Zaki juga menjelaskan, mikrobiota yang seimbang akan membantu melindungi tubuh dari patogen berbahaya. Selain itu mikrobiota yang seimbang juga mendukung penyerapan nutrisi yang optimal, sehingga kekebalan tubuhnya pun akan semakin terjaga.
Apa yang Terjadi Jika Mikrobiota Usus Tidak Seimbang?
Sebelumnya, perlu dipahami bahwa ketidakseimbangan mikrobiota usus bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, Moms. Seperti jumlah bakteri baik berkurang, komposisinya tidak beragam, atau jumlah bakteri patogen meningkat. Kondisi ini dikenal dengan istilah disbiosis.
Saat terjadi disbiosis, sistem kekebalan anak menurun, sehingga lebih rentan mengalami infeksi, gangguan pencernaan, bahkan reaksi alergi.
"Tanda awal yang perlu dikenali orang tua biasanya berupa gejala pada saluran pencernaan seperti diare, kolik atau konstipasi (sembelit)," tutur Prof Zaki.
Kondisi ini lebih rentan dialami anak-anak yang lahir melalui operasi caesar, tidak mendapat ASI eksklusif, terlalu sering mengkonsumsi antibiotik, dan anak dengan pola makan rendah serat atau sering mengkonsumsi makanan ultra-proses.
Nutrisi Penting untuk Jaga Keseimbangan Mikrobiota Usus
Peneliti dan Praktisi Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Kerja, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menjelaskan beberapa nutrisi penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, terutama bagi anak-anak yang rentan mengalami disbiosis, yakni:
Prebiotik seperti serat larut (inulin, FOS, GOS) yang berfungsi sebagai 'makanan' bagi bakteri baik.
Probiotik, yaitu bakteri hidup menguntungkan seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus.
Synbiotik, yang merupakan kombinasi prebiotik dan probiotik, memberi manfaat sinergis yang lebih besar untuk memulihkan mikrobiota usus.
Zat gizi makro dan mikro seperti protein, zat besi, vitamin A, D, dan zinc—karena semua itu penting untuk membentuk sistem imun dan regenerasi sel usus.
Air dan cairan cukup, untuk mendukung fungsi pencernaan yang optimal.
Oleh karena itu, dr Ray berpesan pada orang tua agar selalu memberikan makanan dengan nutrisi lengkap dan seimbang pada anak, serta menghindari makanan ultra-proses.
"Khusus bagi anak dengan risiko disbiosis, pendekatan nutrisi perlu lebih proaktif. Formula atau makanan fortifikasi dengan kandungan synbiotik yang teruji klinis dapat membantu mengembalikan keseimbangan mikrobiota dan mendukung daya tahan tubuh mereka sejak dini," kata dr. Ray.