Benang Rajut, Kuas, dan Harapan: Kampung Binong Bangkitkan Semangat Difabel - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Benang Rajut, Kuas, dan Harapan: Kampung Binong Bangkitkan Semangat Difabel
Jun 14th 2025, 14:32 by kumparanNEWS

Warga beserta komunitas penyandang disabilitas yang melukis mural di tembok Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Warga beserta komunitas penyandang disabilitas yang melukis mural di tembok Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Suasana Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (14/6) siang nampak berbeda seperti hari biasanya. Tembok-tembok kusam yang mengelilingi kampung menjelma penuh warna. Goresan demi goresan bergambar benang rajut, yang menjadi identitas Kampung Binong, terlukis di beberapa sudut tembok.

Warga beserta komunitas penyandang disabilitas saling berkumpul untuk membuat mural. Tangan mereka terlihat lihai menggoreskan kuas ke atas tembok. Dibentuknya berbagai gambar, mulai dari kartun, olahraga Pencak Silat, dan peralatan rajut. Kampung Binong sendiri dikenal sebagai sentra dari rajutan Kota Bandung.

Selain membuat mural, warga turut berkumpul untuk membuat hasil karya dari rajutan. Di antara warga yang tengah sibuk, seorang perempuan terlihat duduk di atas kursi roda. Tangannya begitu tekun memilin benang.

Linda (63) namanya. Sejak lahir, Linda sudah memiliki kelainan pada salah satu kakinya. Merajut menjadi salah satu terapi buat Linda untuk berlari sejenak dari pikirannya.

Menjadi penyandang disabilitas daksa bukanlah takdir yang diharapkan Linda sedari awal. Ia pernah merasa putus akan tujuan hidupnya. Hingga suatu ketika, sebuah iklan dari koran mengubah kehidupannya.

Linda (63), penyandang disabilitas daksa, saat ditemui di Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025).  Foto: Alya Zahra/kumparan
Linda (63), penyandang disabilitas daksa, saat ditemui di Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Iklan tersebut membawa Linda bertemu komunitas penyandang disabilitas bernama Bakti Nurani. Di sana, ia bertemu banyak teman-teman sesama disabilitas. Yang menjadi titik baliknya dirinya untuk lebih menghargai hidup.

"Ya awalnya kita datang ke situ, ternyata banyak yang lebih dari saya itu, kedisabilitasan itu lebih dari saya itu banyak gitu. Jadi bukan saya aja gitu. Yang tadinya saya merasa, ah cuma saya kan yang kayak gini gitu kan. Jadi putus asa itu pasti ada," tutur Linda saat ditemui di lokasi.

"Tapi, setelah saya jumpa dengan komunitas Bakti Nurani, akhirnya saya ya mulai terbuka gitu ya. Mulai terbuka dengan masyarakat," lanjutnya.

Perlahan-lahan Linda kembali bangkit dan merajut berbagai prestasi. Dimenangkannya berbagai lomba dari cabang olahraga, seperti panahan, voli duduk, tembak dan kursi roda balap. Bahkan dirinya pernah mendapatkan medali emas saat berlaga di voli duduk.

Lomba-lomba tersebutlah yang membuat Linda ke berbagai daerah di Indonesia. Membuka kedua matanya bahwa ternyata dia bisa melewati semua rintangan di hidupnya.

Linda (63), penyandang disabilitas daksa, saat melukis mural di Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025).  Foto: Alya Zahra/kumparan
Linda (63), penyandang disabilitas daksa, saat melukis mural di Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

"Ya, sebenarnya saya itu sudah mencoba beberapa cabor (cabang olahraga) ya, dari angkat berat, dari kursi roda balap, terus dari voli duduk, terus sekarang kan nembak gitu. Jadi itu saya (kompetisi) sampai ke Kalimantan. Bali, udah ke situ juga," tuturnya.

Ia berharap, orang lain juga dapat semangat dalam menjalani aktivitas dalam hidupnya. Jangan pernah putus asa karena masih ada kesempatan baik yang menanti di depan.

Sementara itu, Chief Executive Officer Masihan Indonesia, Andika Fibio, mengatakan program membuat mural ini bukan sekadar binaan, tetapi juga bagian mengenalkan kreativitas dan ekonomi dari Kampung Binong.

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat tertarik ke Kampung Binong dan ikut berkembang bersama.

Chief Executive Officer Masihan Indonesia Andika Fibio di Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Chief Executive Officer Masihan Indonesia Andika Fibio di Kampung Binong, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

"Nah, jadi kita memperkenalkan nya tuh lewat ekonomis kreatif lewat adanya mural painting. Jadi kita di sini akan mural biar teman-teman juga aware tertarik juga dengan desa wisata, " ungkap Andika.

"Dan kita juga berkolaborasi juga dengan kawan-kawan difabel yang udah dibina. Teman-teman difabel yang udah kita bina biar kita juga ajak untuk ada awareness karena memang salah satu NGO. Salah satu value nya adalah untuk siapa pun yang hendak berkembang di sini itu bisa," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post