Serba-serbi Joki UTBK: Dibayar Rp 50 Juta hingga Ada yang Lintas Provinsi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Serba-serbi Joki UTBK: Dibayar Rp 50 Juta hingga Ada yang Lintas Provinsi
May 1st 2025, 07:05 by kumparanNEWS

Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 di Universitas Diponegoro (UNDIP), Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/4/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 di Universitas Diponegoro (UNDIP), Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/4/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Berbagai kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 terungkap. Pelaksanaan UTBK dimulai dari tanggal 23 April-15 Mei 2025.

Di ISBI Bandung misalnya, terungkap ada dua joki yang mengikuti UTBK-SNBT 2025, mereka mewakili lima peserta.

Modus-modus lain kecurangan dalam UTBK-SNBT juga turut diungkap oleh Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).

Berikut rangkumannya:

Praktik Joki UTBK di Bandung

Suasana pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk masuk perguruan tinggi di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (23/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Suasana pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk masuk perguruan tinggi di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (23/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

ISBI Bandung merupakan salah satu pusat pelaksana Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 di Kota Bandung.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang sekaligus selaku Ketua Pelaksana UTBK-SNBT 2025 di ISBI Bandung, Indra Ridwan, mengungkap identitas kedua joki itu. Mereka adalah Lucas Valentino Nainggolan dan Khamila Djibran.

Untuk kasus Lucas, Indra menjelaskan hal itu terungkap melalui data Absensi Bukti Hadir Peserta (ABHP) dan rekaman CCTV. Dia rupanya hadir pada 2 sesi ujian yakni sesi 6 pada Jumat (25/4) dan Rabu (23/4).

"Pada pelaksanaan UTBK sesi 6 pada hari Jumat, 25 April 2025, ditemukan adanya indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu peserta. Indikasi kecurangan teridentifikasi oleh pengawas yang mengenali peserta ujian di sesi 6 sebagai orang yang sama dengan peserta pada sesi 1 atau Rabu, 23 April 2025," ungkap Indra dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (30/4).

Adapun untuk joki bernama Khamila, ulahnya terungkap setelah panitia mencocokkan kemiripan wajah pada foto kartu peserta di Absensi Bukti Hadir Peserta (ABHP) antara peserta sesi 9 dengan peserta pada sesi 2 pada Rabu (23/4).

"Setelah dilakukan pendalaman oleh panitia UTBK ISBI Bandung, pelaku diidentifikasi bernama Khamila Djibran," katanya.

Berdasarkan pendalaman yang dilakukan panitia, Lucas mengaku telah menggantikan 3 peserta di UTBK Bandung 2025. Sedangkan Khamila disebut mengaku telah menggantikan sebanyak 2 peserta.

Joki UTBK di Bandung Dibayar Rp 30-50 Juta Per Peserta

Ilustrasi mahasiswa ujian. Foto: exam student/Shutterstock
Ilustrasi mahasiswa ujian. Foto: exam student/Shutterstock

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang sekaligus selaku Ketua Pelaksana UTBK-SNBT 2025 di ISBI Bandung, Indra Ridwan, menyebut joki ini mengantongi upah Rp 30-50 juta tiap mewakili seorang peserta.

"Tiga puluh sampai lima puluh juta per peserta," katanya kepada awak media saat konferensi pers secara daring, Rabu (30/4).

Terkait temuan dan pendalaman yang dilakukan, ISBI Bandung telah berkoordinasi dengan Panitia Pusat SNPMB melakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan.

"Pemeriksaan dilakukan oleh tim panitia UTBK-SNBT ISBI Bandung. Kedua pelaku telah menandatangani Berita Acara Kecurangan Ujian (BAKU) dan semua dokumen sudah dilaporkan ke panitia pusat SNPMB melalui kanal pelaporan resmi," tutur Indra.

Disinggung apakah akan ada sanksi hukum kepada para joki, Andri bilang itu bukan domainnya. Perkara sanksi kata dia merupakan kewenangan Panitia Pusat SNPMB.

Ada Joki Lintas Provinsi

Ketua Umum SNPMB Eduart Wolok dalam konferensi pers temuan kecurangan dalam pelaksanaan UTBK sesi 1-12 di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).  Foto: Alya Zahra/kumparan
Ketua Umum SNPMB Eduart Wolok dalam konferensi pers temuan kecurangan dalam pelaksanaan UTBK sesi 1-12 di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menyebutkan kecurangan yang paling banyak ditemukan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Teks (UTBK) adalah joki. Terdapat 10 penjoki yang terlibat dalam pelaksanaan ujian UTBK.

Ketua Umum Panitia SNPMB Eduart Wolok mengungkapkan, ada dua metode joki yang biasanya digunakan. Yang pertama, memalsukan dokumen peserta sehingga penjoki dapat mengikuti ujian. Selanjutnya, membantu peserta menjawab soal ujian dengan menggunakan alat komunikasi yang disembunyikan.

Namun, yang menarik, sistem perjokian yang telah lintas provinsi. Sehingga saat dilakukan penelusuran oleh panitia, ditemukan bahwa komunikasi yang dilakukan berasal dari daerah lain.

"Keterlibatan, ini yang menarik. Jaringan perjokian yang lintas provinsi. Jadi bisa saja kasus yang dapat kami temu, setelah dilacak komunikasi yang terbangun, itu dari daerah-daerah kota ini dan kota itu (lain)," kata Eduart dalam konferensi pers di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).

Selain itu, peserta yang melakukan kecurangan selama UTBK dan diterima oleh perguruan tinggi dapat dikeluarkan. Meskipun, peserta tersebut sudah menempuh pendidikan hingga empat semester.

"Bahkan sudah ada inisiasi dari teman-teman di perguruan tinggi. Kalau bisa disalurkan ke kami, untuk yang diterima tahun-tahun sebelumnya sekalipun, kita akan cek," jelasnya.

"Dan ternyata yang bersangkutan seperti sudah kita cek misalnya, foto asli yang bersangkutan dengan foto waktu UTBK-nya berbeda. Maka bisa saja meskipun sudah ada berada saat ini, sudah duduk di semester 2, maupun semester 4. Bisa saja akan kita diskualifikasi," imbuh dia.

Modus Kecurangan UTBK

Berbagai modus kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK Sesi 1-12. Foto: Alya Zahra/kumparan
Berbagai modus kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK Sesi 1-12. Foto: Alya Zahra/kumparan

Selain joki, terdapat modus kecurangan lain dalam pelaksanaan UTBK. Ketua Umum Panitia SNPMB Eduart Wolok mengungkapkan, kecurangan pertama yaitu pengambilan soal dengan cara memfoto komputer peserta melalui alat yang disembunyikan.

Meskipun sebelum pelaksanaan UTBK, setiap peserta harus melalui pengecekan metal detector, tetapi ternyata alat-alat saat ini semakin canggih sehingga sulit terdeteksi.

Selain memfoto, Eduart mengatakan, juga ditemukan modus kecurangan dengan merekam layar komputer peserta melalui aplikasi yang tersambung dengan jaringan di luar untuk berkomunikasi.

Soal ini, panitia SNPMB menemukan adanya keterlibatan dari panitia. Eduart mengatakan, telah mengantongi nama-nama tersebut. Namun, belum dapat diungkap karena masih dalam proses investigasi.

Berbagai modus kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK Sesi 1-12. Foto: Alya Zahra/kumparan
Berbagai modus kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK Sesi 1-12. Foto: Alya Zahra/kumparan

"Yang berikut juga dengan merekam desktop PC peserta dengan memasang aplikasi Record pada PC peserta. Ini adalah permainan teknologi yang sudah lebih canggih. Termasuk juga record desktop PC peserta dengan memasang aplikasi Record dan peralatan lain sebagai prosesor yang bisa komunikasi di jaringan luar," jelas dia.

"Tentu di poin ini bisa saja terindikasi sudah ada di lokasi UTBK yang kita temukan, ada keterlibatan orang dalam. Dan saat ini sudah kita dapat dan sudah kita lakukan tindakan lebih lanjut, " sambungnya.

Klarifikasi Salah Pasang Foto Joki UTBK

Berbagai modus kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK Sesi 1-12. Foto: Alya Zahra/kumparan
Berbagai modus kecurangan yang ditemukan selama pelaksanaan UTBK Sesi 1-12. Foto: Alya Zahra/kumparan

Saat menggelar konferesnsi pers, Panitia SNPMB 2025 sempat salah menampilkan foto joki UTBK. Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, pun minta maaf.

Hal ini berawal dari protes pihak yang merasa dirugikan yakni Aurelia Devina Putri. Sebab, fotonya dimasukkan panitia dalam temuan kasus joki UTBK 2025.

"Sehubungan dengan informasi yang beredar di media sosial menanggapi Konferensi Pers SNPMB tanggal 29 April 2025 tentang adanya peserta yang menggunakan joki, dengan ini kami sampaikan bahwa terjadi kekeliruan dalam pencantuman foto pada konferensi pers tersebut atas nama Sdr. Aurellia Devina Putri (pada gambar di no.3), " kata Eduart dalam keterangannya, Rabu (30/4).

"Dengan ini Panitia SNPMB menyatakan bahwa Sdr. Aurellia Devina Putri tidak melakukan kecurangan apa pun dalam UTBK-SNBT 2025. Kami secara tulus memohon maaf atas kekeliruan yang terjadi, khususnya kepada peserta yang terdampak," ucapnya.

Eduart menjelaskan, kekeliruan ini terjadi karena tim teknis terkait berkutat dengan ratusan ribu data peserta SNPMB 2025.

"Kami menegaskan bahwa kesalahan teknis ini sama sekali tidak memengaruhi hak peserta dalam proses seleksi SNBT 2025," tuturnya.

Namun demikian, Eduart memastikan bahwa nama peserta yang bersangkutan tidak dipublikasikan. Adapun nama yang dipublikasikan merupakan nama dari pelaku joki dalam UTBK 2025.

"Adapun untuk nama joki yang ditampilkan di bawah itu adalah benar adanya. Mungkin ada kesalahan dari teman-teman, itu kita mohon maaf, benar-benar human error, tidak ada maksud dan niatan apa pun," ucap Eduart.

Kata dia, panitia sudah komunikasi secara langsung dengan Aurelia dan menyampaikan permintaan maaf atas kekeliruan tersebut.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post