Mengenal Tuk-tuk, Kendaraan Tradisional Unik yang Lahir Pasca-Perang Dunia II - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mengenal Tuk-tuk, Kendaraan Tradisional Unik yang Lahir Pasca-Perang Dunia II
May 25th 2025, 09:00 by kumparanTRAVEL

Tuk-Tuk kendaraan tradisional di Thailand. Foto: LERTCOLLECT/Shutterstock
Tuk-Tuk kendaraan tradisional di Thailand. Foto: LERTCOLLECT/Shutterstock

Berisik, gesit, dan unik, menjadi ciri khas dari tuk-tuk, salah satu kendaraan tradisional di Asia Tenggara. Kendaraan beroda tiga ini melaju kencang di jalanan Bangkok, Manila, Phnom Penh, dan sekitarnya, menawarkan perjalanan yang mendebarkan sekaligus praktis.

Mirip-mirip dengan bajai (kendaraan beroda tiga di Indonesia), tuk-tuk ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang dan menarik untuk ditelusuri. Dari Jepang hingga Asia Tenggara, berikut adalah sejarah tuk-tuk, salah satu kendaraan tradisional unik khas di Asia.

Sejarah Tuk-tuk

Turis naik Tuk-Tuk. Foto: CandyRetriever/Shutterstock
Turis naik Tuk-Tuk. Foto: CandyRetriever/Shutterstock

Berakar dari budaya Jepang, kendaraan ini ternyata lahir pasca-Perang Dunia II. Kala itu, Jepang mengembangkan kendaraan bermotor beroda tiga kecil yang disebut sebagai becak otomatis untuk menyediakan transportasi yang terjangkau, serta fleksibel bagi orang dan juga angkutan barang.

Kendaraan ini diekspor ke seluruh Asia, termasuk ke Thailand dan Filipina, di mana mereka menemukan rumah baru dan segera disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Thailand merupakan salah satu negara Asia Tenggara pertama yang mengadopsi becak otomatis ini. Kendaraan ini kemudian dikenal secara lokal sebagai "samlor" (kendaraan roda tiga), dan kemudian berkembang menjadi tuk-tuk modern. Nama "tuk-tuk" konon berasal dari suara khas mesin dua taknya yang kecil: "tuk tuk tuk."

Thailand, Tempat Lahirnya Fenomena Tuk-Tuk

Turis naik Tuk-Tuk. Foto: BongkarnGraphic/Shutterstock
Turis naik Tuk-Tuk. Foto: BongkarnGraphic/Shutterstock

Meski tuk-tuk dapat ditemukan di seluruh Asia, di Thailand-lah tuk-tuk mendulang popularitas internasional. Sejak tahun 1960-an, jalan-jalan di Bangkok telah menjadi rumah bagi kendaraan lincah ini.

Awalnya digunakan sebagai pengangkut barang, tuk-tuk kemudian dimodifikasi untuk mengangkut penumpang. Ukurannya yang ringkas membuatnya ideal untuk menjelajahi lalu lintas Bangkok dan gang-gang sempit.

Turis dengan cepat jatuh cinta dengan desainnya yang terbuka, dekorasi penuh warna, dan wahana yang mendebarkan. Saat ini, tuk-tuk merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman wisata di Thailand, ditampilkan di kartu pos, blog perjalanan, dan bahkan kaus oblong suvenir.

Dari Becak ke Tuk-tuk

Tuk-Tuk kendaraan tradisional di Thailand. Foto: Francesco Cantone/Shutterstock
Tuk-Tuk kendaraan tradisional di Thailand. Foto: Francesco Cantone/Shutterstock

Di Filipina, tuk-tuk memiliki bentuk lain yang dikenal sebagai becak bermotor. Kendaraan ini biasanya memiliki sepeda motor di satu sisi dan kabin penumpang di sisi lainnya.

Becak Filipina sering kali berupa sespan, yang menawarkan keseimbangan yang lebih sedikit, tetapi lebih fleksibel di daerah pedesaan.

Desain becak sangat bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Sebagian memiliki atap yang terbuat dari lembaran aluminium, sementara yang lain memiliki kabin tertutup sepenuhnya dengan tirai.

Semua becak memiliki status yang sama, yaitu sebagai transportasi penting untuk jarak pendek di daerah perkotaan dan provinsi.

Jenis Tuk-tuk

Tuk-Tuk kendaraan tradisional di Thailand. Foto: Damian Lugowski/Shutterstock
Tuk-Tuk kendaraan tradisional di Thailand. Foto: Damian Lugowski/Shutterstock

Menariknya, tuk-tuk yang ada di Kamboja justru lebih mirip dengan model tuk-tuk yang ada di Thailand. Hanya satu yang membedakan, di sana desain kabin penumpang biasanya berupa trailer terpisah yang dipasang pada sepeda motor.

Sementara itu, di Laos, tuk-tuk menyerupai truk kecil dengan bagian belakang dan bangku terbuka. Kendaraan ini digunakan untuk bepergian, mengangkut barang, dan membawa wisatawan melalui kota dan desa.

Bahkan negara-negara seperti Sri Lanka dan India memiliki versi tuk-tuk mereka sendiri, yang sering dikenal sebagai "becak otomatis". Meskipun desain dan penggunaannya bervariasi, semangatnya sama: transportasi yang murah, fleksibel, dan mudah diakses yang memenuhi kebutuhan lokal.

Simbol Kehidupan Perkotaan dan Pariwisata

Turis naik Tuk-Tuk. Foto: Jirawatfoto/Shutterstock
Turis naik Tuk-Tuk. Foto: Jirawatfoto/Shutterstock

Tuk-tuk lebih dari sekadar kendaraan. Mereka adalah bagian dari budaya jalanan Asia Tenggara. Mereka tak hanya menawarkan tumpangan, tetapi juga jendela kehidupan lokal: jalanan yang ramai, kios makanan kaki lima, obrolan ringan dengan pengemudi, dan tempat duduk yang hanya beberapa inci dari jalan.

Bagi banyak wisatawan, tuk-tuk merupakan koneksi nyata pertama mereka dengan kota, bukan dari balik kaca taksi ber-AC, tetapi di udara terbuka, merasakan panasnya, mendengar klakson, dan menyaksikan kehidupan berkembang di ketinggian pandangan mata.

Kendaraan umum tuk-tuk. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kendaraan umum tuk-tuk. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Seiring dengan pertumbuhan kota dan meningkatnya masalah lingkungan, masa depan tuk-tuk pun mulai terbentuk kembali. Di Bangkok dan Manila, beberapa pengemudi kini beralih ke tuk-tuk listrik, yang lebih senyap, lebih efisien, dan lebih sedikit menimbulkan polusi.

Maraknya aplikasi pemesanan kendaraan juga berdampak pada budaya tuk-tuk. Platform seperti Grab dan Gojek kini menawarkan layanan tuk-tuk sesuai permintaan, sehingga memudahkan wisatawan dan penduduk setempat untuk menemukannya dan bagi pengemudi untuk menemukan penumpang.

Tuk-tuk mungkin awalnya hanya kendaraan utilitas sederhana, tetapi kini telah menjadi bagian dari lanskap budaya Asia Tenggara.

Meskipun bentuknya mungkin berubah --listrik, terhubung dengan aplikasi, atau didesain ulang--tuk-tuk sepertinya tidak akan segera menghilang. Selama jalanan Asia Tenggara tetap ramai dan penduduknya kreatif, kendaraan roda tiga yang sederhana ini akan terus ada.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post