Marahnya Ayah Lebih Diingat Anak Dibanding Ibu? Ini Kata Psikolog - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Marahnya Ayah Lebih Diingat Anak Dibanding Ibu? Ini Kata Psikolog
May 29th 2025, 16:00 by kumparanMOM

Ilustrasi ayah marah. Foto: Shutterstock
Ilustrasi ayah marah. Foto: Shutterstock

Banyak yang bilang, ketika ayah marah, rasanya jauh lebih menakutkan dibanding saat ibu marah. Bahkan, kemarahan ayah, bisa jadi lebih diingat anak, Moms. Wah, kenapa, ya?

Menurut Psikolog Anak Rumah Dandelion, Rizqina Ardiwijaya, sebenarnya belum ada penelitian yang membuktikan klaim bahwa marahnya ayah umumnya lebih diingat anak. Tapi, memang banyak yang merasakan pengalaman tersebut, Moms.

"Dari beberapa penelitian yang aku baca, belum ada yang membuktikan klaim ini, tapi klien-klien aku mengalaminya. Nah, tapi memang ada beberapa faktor yang menyebabkan marahnya ayah lebih diingat dibanding ibu," kata Rizqina kepada kumparanMOM.

Apa saja yang menyebabkan marahnya ayah lebih diingat dibanding marahnya ibu?

Faktor Penyebab Marahnya Anak Lebih Diingat

Ilustrasi ayah marah. Foto: Shutterstock
Ilustrasi ayah marah. Foto: Shutterstock

Ketika ayah marah, amigdala akan menyala dan memberi tahu bahwa ada kejadian yang memicu emosi negatif. Lalu, hipokampus, bagian di otak yang, akan menyimpan memori tersebut. Ya Moms, otak kita cenderung mengingat emosi yang melibatkan rasa takut dan ancaman dengan lebih jelas.

"Saat ayah marah, biasanya lebih terasa mengancam, karena secara fisik, ayah lebih besar, suaranya lebih dalam, dan secara konstruksi sosial, ayah ini adalah otoritas tertinggi di keluarga, dan biasanya ayah lebih jarang marah," kata Rizqina.

Ilustrasi ayah marah. Foto: Shutterstock
Ilustrasi ayah marah. Foto: Shutterstock

Berkaitan dengan jarang marah ini, otak kita umumnya lebih memerhatikan kejadian yang tidak terduga dan tidak biasa. Jika ayah biasanya tenang, lalu tiba-tiba marah dengan intens, maka hal itu bisa menciptakan jejak emosi dan kognitif yang lebih dalam di dalam ingatan anak.

Selain itu, menurut teori attachment, anak-anak membentuk ikatan emosional yang memengaruhi cara mereka memandang rasa aman. Nah, ibu sering kali menjadi pengasuh utama, sehingga anak lebih merasa aman secara emosional dengan ibu. Sedangkan ayah kadang lebih 'jauh' atau disiplin, sehingga kemarahan ayah dianggap sebagai gangguan terhadap rasa aman secara emosional dan akhirnya membuat kemarahan ayah jadi tidak terlupakan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post