Ilustrasi donor darah saat haid. Foto: Shutterstock
Donor darah adalah salah satu aksi kemanusiaan yang disarankan kepada semua orang. Ini dilakukan karena persediaan darah di rumah sakit sering kali terbatas, sedangkan satu-satunya sumber darah adalah manusia.
Aksi donor darah bisa dilakukan siapa pun yang telah berusia 17 tahun ke atas. Namun, tubuhnya harus dinyatakan sehat dan memenuhi syarat untuk jadi pendonor, seperti tekanan darah normal, jumlah hemoglobin cukup, dan sebagainya.
Bagi perempuan, persyaratan donor darahnya lebih kompleks lagi. WHO tidak menganjurkan ibu hamil dan menyusui untuk menjadi pendonor. Lantas, bagaimana dengan perempuan haid? Bolehkah donor darah saat haid?
Bolehkah Donor Darah Saat Haid?
Ilustrasi perempuan haid. Foto: WindNight/shutterstock
Perempuan yang sedang haid boleh mendonorkan darahnya. Dikutip dari Our Blood Institute, haid sama sekali tidak memengaruhi kemampuan perempuan untuk mendonorkan darah, asalkan tubuhnya sehat dan memenuhi persyaratan standar untuk jadi pendonor.
Kamu tak perlu khawatir kekurangan darah, karena tubuh dapat mengganti darah yang hilang dengan cepat, baik itu karena haid maupun donor darah. Selain itu, sebenarnya volume darah yang keluar setiap harinya saat haid sangat sedikit.
Volumenya jauh lebih sedikit daripada yang dikeluarkan saat donor darah, yaitu sekitar 500 ml darah. Itulah mengapa dikatakan haid tidak memengaruhi tubuhmu secara signifikan.
Meski begitu, tubuh perempuan memang mengalami sedikit penurunan zat besi selama haid. Zat besi merupakan komponen utama hemoglobin, sebuah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen.
Jika kadar hemoglobin dalam tubuh berkurang banyak, maka donor darah tidak akan disarankan. Untungnya, kadar hemoglobin akan selalu diuji sebelum melakukan donor.
Bagi yang kadar hemoglobin dalam darahnya turun di bawah 12,0 g/dL, maka donor darah tidak akan dilakukan. Selain itu, jika seseorang sedang dalam fase haid dengan volume cukup deras, sebaiknya tidak melakukan donor darah terlebih dahulu.
Secara umum, orang-orang dapat mendonorkan darahnya jika kondisi kesehatannya baik. Namun, WHO menetapkan beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi setiap pendonor, yakni:
Berusia antara 18 hingga 65 tahun. Tapi di beberapa negara seperti Indonesia, diizinkan untuk mulai donor darah dari usia 17 tahun selama kondisi tubuhnya sehat.
Berat badan minimal 45 kg untuk menyumbangkan 350 ml darah dalam tubuh.
Tubuh sehat, tidak sedang menderita pilek, flu, sakit tenggorokan, sariawan, sakit perut, atau infeksi lainnya.
Jika baru saja membuat tato atau tindik tubuh, tunggu hingga 6 bulan untuk donor darah.
Jika baru saja melakukan prosedur kecil di dokter gigi, tunggu hingga 24 jam sebelum mendonorkan darah. Kalau prosedurnya besar dan kompleks, tunggu hingga sebulan.
Kadar hemoglobin minimal 12,0 g/dL untuk perempuan dan minimal 13,0 g/dL untuk pria.
Donor tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang menderita HIV AIDS, hamil, dan menyusui. Bagi ibu menyusui, tunggu hingga anak berusia 1 tahun untuk donor darah.