Apr 29th 2025, 15:24, by Wisnu Prasetiyo, kumparanNEWS
Hasan Nasbi. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Hasan Nasbi mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO). Surat mundur sudah dia serahkan pekan lalu.
"[Mundur dari kepala PCO] Ya, benar, saya sudah memasukkan surat tanggal 21 April," kata Hasan saat dikonfirmasi, Selasa (29/4).
Hasan Nasbi memegang jabatan Kepala PCO relatif pendek, tak ada setahun. Dia dilantik Presiden Jokowi pada 19 Agustus 2024 dan mengumumkan mundur pada 29 April 2025 di era Presiden Prabowo.
Berikut profil Hasan Nasbi
Hasan Nasbi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1979.
Hasan berasal dari keluarga Minangkabau dan memiliki hubungan kekerabatan dengan almarhum Buya Syafii Maarif, eks Ketum PP Muhammadiyah yang juga seorang cendekiawan.
Ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 2 Bukittinggi dan melanjutkan studi Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 2024.
Setelah lulus, Hasan bekerja sebagai peneliti di Pusat Kajian Politik UI hingga tahun 2008.
Mendirikan Cyrus Network dan Konsultan Politik
Pada tahun 2008, Hasan mendirikan lembaga survei Cyrus Network yang aktif dalam berbagai survei politik di Indonesia. Namanya mulai dikenal luas saat menjadi konsultan politik untuk pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta 2012, yang berhasil mengantarkan mereka menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta
Pada tahun 2017, Hasan juga menjadi inisiator "Teman Ahok" yang mendukung Ahok maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta.
Kepala Badan Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi saat berkunjung ke kantor kumparan, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Peran Pemenangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024-Penunjukan sebagai Kepala PCO
Pada Pemilu 2014 dan 2019, Hasan mendukung Jokowi. Pada Pilpres 2024, Hasan jadi juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Setelah kemenangan pasangan tersebut pada pemungutan suara 14 Februari 2025, Presiden Joko Widodo menunjuk Hasan sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), sebuah lembaga baru yang dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2024.
Hasan menyatakan bahwa ia telah mengundurkan diri dari semua jabatan di perusahaan konsultan politik Cyrus Network sejak Februari 2024 untuk fokus pada tugas barunya di pemerintahan.
Jokowi melantik Hasan pada 19 Agustus 2024 dan jabatannya berlanjut hingga Prabowo resmi duduk di kursi presiden.
Disorot karena Informasi Soal Posisi Letkol Teddy Indrawijaya
Nama HAsan Nasbi pernah dikritik oleh anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.
Kritik itu terkait polemik Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya. Teddy disorot karena pangkatnya baru dinaikkan dari mayor menjadi letkol pada 25 Februari.
Teddy juga disorot karena statusnya sebagai Sekretaris Kabinet. Posisi Seskab, tidak termasuk jabatan yang bisa dijabat TNI aktif karena berada dalam naungan Kemensetneg.
TB mengatakan, masalah Teddy menjadi polemik karena ada komunikasi buruk Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Nasbi.
"Ini komunikasi buruk soal informasi yang diberikan oleh pihak Kepala Komunikasi Presiden," kata TB Hasanuddin kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
TB lantas menyinggung pernyataan Hasan Nasbi pada Desember 2024 yang menyebut jabatan Seskab saat ini setara dengan Aparatur Sipil Negara atau ASN eselon II yang berada di bawah Mensesneg.
Kepala Badan Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi saat berkunjung ke kantor kumparan, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Kontroversi Respons Teror Kepala Babi 'Dimasak Aja'
Hasan Nasbi juga sempat menjadi sorotan setelah merespons kiriman kepala babi terhadap jurnalis Tempo. Saat itu, kasus tersebut menjadi perhatian masyarakat karena dianggap sebagai intimidasi terhadap kemerdekaan pers.
Hasan Nasbi yang saat itu dimintai pendapatnya terkait teror kepala babi pada Tempo merespons dengan santai.
"Dimasak saja," kata Hasan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan.
Menurutnya, kepala babi yang dikirim kepada Tempo dimasak saja, karena tim redaksi menanggapi kiriman itu dengan santai.