Apr 20th 2024, 07:00, by Tim kumparan, kumparanNEWS
Sri Danuningsih (46), histeris saat mengetahui sang anak, Tiara, menjadi korban kebakaran ruko pigura 'Saudara Frame & Gallery' di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Saat mendatangi lokasi kebakaran itu, ia hanya bisa terduduk sambil menunduk sedih di tangga pelataran gedung sebelah ruko pigura tersebut.
Ia datang bersama keluarga karena ingin memastikan kabar sang anak. Awalnya ia sempat tak percaya usai mendapatkan telepon dari salah satu anggota keluarga pemilik ruko yang menyebut anaknya menjadi korban jiwa.
Tiara merupakan satu dari tujuh korban tewas dalam kebakaran yang terjadi pada Kamis (18/4) sekitar pukul 19.38 WIB. Enam korban meninggal dunia lainnya ialah Thang Tjiman (75), Heni (39), Riichi (2), Austin (8), Shella (20), dan Jesika (18).
Selain tujuh korban meninggal dunia, dalam peristiwa itu jugaterdapat lima korban luka-luka. Mereka dilarikan ke sejumlah rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Terdengar Teriakan Minta Tolong
Kebakaran maut itu baru selesai dipadamkan pada Jumat (19/4) sekitar pukul 11.48 WIB. Saat api masih membesar seorang saksi Ricky (45), mengaku mendengar teriakan korban dari lantai atas ruko.
"Iya minta tolong. Ya, gimana ya sedih juga. Enggak bisa berbuat apa-apa, api gede dari bawah," sebut Ricky.
Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Agus Gunawan Guritno, mengatakan ketujuh korban tewas ditemukan di lantai 3. Lima di antaranya berada di kasur yang sama.
"Ya posisinya udah terpanggang. Di lantai 3. Ya memang yang 5 orang itu berkumpul di dekat kasur," ujarnya, Jumat (19/4).
Ketujuh korban tewas akibat terjebak di lantai 3 ruko yang hanya memiliki satu akses pintu keluar, yaitu di depan ruko. Akses keluar itu sudah terbakar saat mereka berusaha menyelamatkan diri.
"Tujuh korban baru bisa dievakuasi pada pagi tadi pukul 07.30 WIB, artinya ketujuhnya tidak bisa keluar dari TKP. Baru ditemukan jenazahnya tadi pagi," ujar Wakasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat (19/4).
Seluruh jenazah korban tewas dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Penyebab Kebakaran
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal mengatakan, kebakaran bermula saat salah satu karyawan ruko menyemprotkan cairan berupa bensin ke bingkai kayu, dengan tujuan mencegah rayap menggerogoti bingkai.
Namun, di posisi yang tidak berjauhan, ada pekerja lain yang tengah menggunakan mesin pemotong kayu.
"Dan ada salah satu karyawan yang juga sedang membetulkan kompresor. Tiba-tiba ada percikan api yang mengenai area yang terkena bensin kemudian api menyambar dan membesar," sebut Ade dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/4).
Seorang warga, Cecep (60) mengaku sempat mendengar ledakan keras dari ruko bingkai itu. Pada malam itu, dia sedang berdagang, yang jaraknya hanya 100 meter dari lokasi kebakaran.
"Ledakan [satu] yang saya tahu ada dengar ledakan. Gede lumayan. Orang dari sana kedengaran," sebut Cecep kepada wartawan.
Hasil Identifikasi Korban Tewas Kebakaran Mampang
Polri telah mengidentifikasi jenazah korban kebakaran maut di ruko penjual bingkai 'Saudara Frame & Gallery', Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis (18/4) malam itu menewaskan tujuh orang dan lima orang lainnya mengalami luka-luka.
"Sampai malam ini tim kami sudah mendapat informasi dari antemortem, kemudian tim kami sudah bekerja di Post Mortem dan kami baru saja selesai rekonsiliasi. Alhamdulillah tujuh korban tersebut sudah diidentifikasi semua, dan teridentifikasi," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto kepada wartawan, Jumat (19/4).
"Jadi teridentifikasi semua dengan identifikasi primernya gigi, kemudian sekundernya properte dan medis," sambungnya.
Hariyanto mengatakan, dari tujuh korban tewas itu, 4 di antaranya satu keluarga: Thang Tjiman (75), Heni (39), Riichi (2), dan Austin (8). Dan 3 orang lainnya merupakan ART: Tiara (25), Shella (20), Jesika (18).
"ART-nya ada 3. Kemudian 4 itu satu keluarga," ujarnya.