Apr 20th 2024, 06:04, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Menteri BUMN Erick Thohir perusahaan BUMN mewaspadai kurs rupiah yang tengah anjlok ke level di atas Rp 16.000 per dolar AS. Informasi itu menjadi salah satu berita populer di kumparanBisnis pada Jumat (19/4).
Selain itu, ada kabar soal harga minyak mentah dunia melonjak 3,7 persen akibat serangan balasan Israel ke Iran. Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Erick Thohir Minta BUMN Waspada Rupiah Anjlok
Menteri BUMN Erick Thohir meminta perusahaan BUMN mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar di tengah rupiah yang anjlok di atas Rp 16.000 per dolar AS.
Erick meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.
Saat ini inflasi AS tercatat sebesar 3,5 persen membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini terjadi akibat konflik dunia yang sedang panas antara Iran dengan Israel.
Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
"Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (18/4).
Erick meminta BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan. Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.
Harga Minyak Mentah Melonjak
Harga minyak mentah melonjak hampir 4 persen akibat serangan balik Israel kepada Iran. Mengutip CNN, harga minyak AS pada Jumat (194) naik 3,7 persen menjadi USD 85,8 per barel. Minyak mentah Brent juga naik 3,4 persen menjadi USD 90,13 per barel.
Kenaikan itu memicu kekhawatiran pasokan minyak Timur Tengah dapat terganggu.
Kantor berita Iran, FARS, melaporkan dentuman ledakan terdengar di Kota Ghahjaworstan, Isfahan. Suara itu terjadi setelah Israel dilaporkan menembakkan rudal ke Iran.
Kepala strategi komoditas di ING Warren Patterson, dalam Reuters, menyampaikan apabila laporan rudal ini benar, maka kekhawatiran akan peningkatan eskalasi minyak akan semakin meningkat.
"Begitu pula kekhawatiran bahwa kita berpotensi semakin mendekati situasi di mana risiko pasokan minyak menyebabkan gangguan pasokan yang sebenarnya," kata Warren.
Investor memantau reaksi Israel terhadap serangan pesawat tak berawak Iran pada 13 April. Dalam pasokan minyak mentah global, Venezuela kehilangan izin utama AS yang mengizinkan anggota OPEC mengekspor minyak ke pasar global.
AS mengumumkan sanksi terhadap Iran, anggota OPEC lain, yang menargetkan serangan ke Israel. Namun sanksi terhadap Iran tidak mencakup industri minyaknya.