Apr 17th 2024, 12:25, by Fachrul Irwinsyah, kumparanNEWS
Pendeta Gilbert Lumoindang dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama Islam, buntut dari khotbahnya tentang zakat 2,5 persen.
"Benar [ada laporan polisi di Polda Metro Jaya dengan terlapor Pendeta Gilbert Lumoindang]. Laporan diterima tanggal 16 April 2024 tentang dugaan penistaan agama," sebut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi kumparan, Rabu (17/4).
Ade tidak mengungkap pelapor dalam kasus ini. Namun, dari foto yang diterima kumparan, Pendeta Gilbert dilaporkan dengan Pasal 156 KUHP Tentang Penistaan Agama. Kasus itu ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Sebelumnya, Gilbert sudah berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia dan bertemu Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, untuk meminta maaf terkait video khotbahnya yang beredar di media sosial.
Dalam video itu dia terlihat menyampaikan khotbah yang menyinggung soal kewajiban membayar zakat antara umat Islam yang 2,5%.
Klarifikasi Pendeta Gilbert
Saat bertemu Jusuf Kalla, Pendeta Gilbert menjelaskan ia sama sekali tak bermaksud mengolok atau menghina umat Islam. Ia menyebut, video yang dipotong itulah yang menimbulkan persepsi publik bahwa ada penistaan terhadap agama Islam.
"Mungkin ada yang melihatnya dengan kacamata yang berbeda. Lalu kemudian, mengedit-edit. Apa tujuannya, ya, buat saya setiap kita hanya Tuhan yang tahu. Tetapi yang pasti bahwa penjelasan itu bukan penjelasan yang lengkap," jelas Pendeta Gilbert di kediaman JK, Jalan Brawijaya, Senin (15/4).
Ia bercerita, ia sudah dekat dengan Islam sejak kecil karena tinggal di dekat masjid. Bahkan saat masih di sekolah dasar, Pendeta Gilbert juga sempat belajar agama Islam.
Dalam ceramahnya yang dipotong itu, Pendeta Gilbert sebenarnya sedang menekankan soal cara ibadah umat Muslim sebagai bagian dari autokritik kepada umat Kristen. Salah satunya soal kewajiban umat Islam membayar zakat 2,5%.
"Jadi untuk itu sekali lagi saya minta maaf kegaduhan ini, tapi percayalah kebersamaan Indonesia selalu ada di hati saya dan di hati saya selalu ada persatuan karena dasar khotbahnya kalau didengar hari itu, itu justru tentang kasih, kasihlah sesamamu," ungkapnya.