Libur Lebaran H+3, Menyelami Pikat Kota Tua Jakarta - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Libur Lebaran H+3, Menyelami Pikat Kota Tua Jakarta
Apr 13th 2024, 11:37, by Andreas Ricky Febrian, kumparanNEWS

Suasana di kawasan Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/4/2024). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Suasana di kawasan Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/4/2024). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan

Terik matahari tak menghalangi warga Jakarta untuk berwisata di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Riuh rendah warga menyemut memasuki kawasan yang dirintis sejak abad-16 ini.

Bangunan-bangunan tua tetap bertahan, meski beralih fungsi jadi museum, kedai kopi hingga minimarket jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Suasana di kawasan Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/4/2024). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Suasana di kawasan Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/4/2024). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Suasana di kawasan Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/4/2024). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Suasana di kawasan Kota Tua, Jakarta, pada Sabtu (13/4/2024). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan

Revitalisasi Kota Tua jadi kawasan pedestrian juga memikat warga untuk jalan-jalan di kawasan ini, pada H+3 Lebaran.

"Ini baru aja sampai, mau jalan-jalan aja di Kota Tua. Sekarang, kan, bagus, ya, dibangun trotoarnya, enak buat jalan kaki. Ya panas, sih, tapi mumpung liburan," kata Endah, wisatawan yang datang dari Bogor bersama keluarganya, Sabtu (13/4).

Selain gedung-gedung kuno, wisatawan juga memilih menyewa bersepeda berkeliling Kota Tua. Tarifnya Rp 20 ribu untuk dua orang selama 30 menit.

Para peraga tentara di Kota Tua, Jakarta. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Para peraga tentara di Kota Tua, Jakarta. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Meriam si Jagur di Kota Tua Jakarta. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Meriam si Jagur di Kota Tua Jakarta. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan

Meriam si Jagur yang legendaris juga jadi daya tarik wisatawan. Meriam Portugis yang direbut VOC pada 1641 jadi objek foto yang unik.

Bahkan, pihak keamanan beberapa kali mengingatkan agar warga tak naik ke meriam dengan inkripsi Ex Me Ipsa Renata Sum (Aku Diciptakan Dari Diriku Sendiri) ini.

Trek Trem kuno Jakarta Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Trek Trem kuno Jakarta Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan

Lalu ada pula sepotong rel trem yang menyisakan sejarah transportasi publik Jakarta. Rutenya membentang dari kawasan Kota Tua hingga Jatinegara.

"Saya tadi udah ke Museum Bahari, Museum Batik, ini mau ke Museum Fatahilah. Ya sambil ngenalin sejarah ke anak-anak," kata Fahri, wisatawan asal Bekasi.

Museum Fatahilah sendiri merupakan Balai Kota pertama di Jakarta. Dulu, sang Gubernur berkantor di tempat ini, lengkap dengan ruang pengadilan dan penjara-penjara di bawah tanahnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.
Next Post Previous Post