Apr 20th 2024, 11:08, by Judith Aura, kumparanWOMAN
Atlet asal Prancis bernama Anouk Garnier sukses memecahkan rekor dunia panjat tali pada Rabu (10/4) pekan lalu. Perempuan berusia 34 tahun itu memanjat ikon Kota Paris, Menara Eiffel, menggunakan tali dengan durasi di bawah 20 menit. Ia mengalahkan dua rekor dunia panjat tali sebelumnya.
Dikutip dari AFP, Anouk memanjat bagian tengah Menara Eiffel hingga ketinggian 100 meter. Ia mencapai lantai dua Eiffel hanya dalam waktu 18 menit, dua menit lebih cepat dibandingkan perkiraan. Atlet olahraga obstacle course (halang rintang) ini mengaku sangat bangga dengan pencapaiannya tersebut.
"Ini adalah mimpi yang jadi kenyataan. Sungguh luar biasa. Jika ada satu hal yang tidak pernah saya ragukan, itu adalah keyakinan bahwa saya akan mampu melakukannya," ucap pemegang titel juara dunia obstacle course ini.
Meskipun Anouk sudah melakukan persiapan aksi ekstrem ini selama satu tahun, bukan berarti prosesnya menjadi mudah. Ia mengatakan, banyak tantangan yang ia hadapi, seperti cuaca yang tidak bersahabat hingga harus mengoordinasikan agenda dengan seluruh pihak yang terlibat.
Anouk mengatakan, ia terdorong untuk memanjat Menara Eiffel berkat rekor dunia panjat tali yang pernah dicetak oleh seorang atlet perempuan asal Denmark. Atlet tersebut adalah Ide Mathilde Steensgaard. Ide saat itu mencetak rekor memanjat Copenhagen Opera House hingga ketinggian 26 meter.
"Saya mengatakan kepada diri saya sendiri, '26 meter itu tidak terlalu tinggi. Kalau saya, apa monumen yang bisa saya panjat?'" ucap Anouk, dilansir AFP. Setelah menimbang-nimbang, ia memutuskan untuk memanjat ikon Kota Paris tersebut.
Selain mengalahkan rekor Ide Mathilde Steensgaard, Anouk Garnier juga mengalahkan rekor yang dicetak oleh atlet laki-laki asal Afrika Selatan. Ia adalah Thomas Van Tonder, yang mencetak rekor panjat tali hingga ketinggian 90 meter.
Aksi panjat tali ekstrem ini juga Anouk lakukan demi menggalang dana. Penggalangan dana tersebut ditujukan kepada League Against Cancer, yayasan kanker yang berfokus pada pencegahan kanker dan bantuan untuk pasien.
Topik soal kanker menjadi isu yang dekat di hati Anouk, mengingat ibundanya merupakan pengidap kanker. "Saya melihat ibu saya berjuang dengan keras, dan saya ingin memberikan sumbangsih saya," ucap Anouk.
Setelah memecahkan rekor ini, Anouk mengaku akan beristirahat untuk sementara waktu. Namun, ia menegaskan bahwa ia akan terus menjalani olahraga ekstrem ini karena tubuhnya masih kuat dan mampu. Anouk juga akan menjadi pembawa Obor Olimpiade di pesta olahraga dunia Olimpiade 2024 yang akan digelar di Prancis pada musim panas mendatang.