Apr 17th 2024, 07:46, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Amerika Serikat bersiap memberikan sanksi kepada Iran karena menyerang Israel. Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan sanksi tersebut berupa kebijakan yang bisa membatasi Iran melakukan ekspor minyak mentah dan akan diberikan dalam beberapa hari ke depan.
Sehubungan dengan sanksi, saya sepenuhnya berharap kami akan mengambil tindakan sanksi tambahan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang," kata Yellen dikutip dari Reuters, Rabu (17/4).
"Kami tidak meninjau instrumen sanksi kami. Namun dalam diskusi yang saya lakukan, semua opsi untuk mengganggu pendanaan teroris terhadap Iran terus dibahas," tambah Yellen.
Dia mengatakan bahwa Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri telah mengambil tindakan sebelumnya untuk menahan Iran dengan mengurangi kemampuannya ekspor minyak.
"Jelas, Iran terus mengekspor sejumlah minyak. Mungkin ada lebih banyak lagi yang bisa kami lakukan. Saya tidak ingin memperjelas sanksi kami yang sebenarnya, namun yang pasti hal ini tetap menjadi fokus kami," kata Yellen.
Sementara seorang pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan Departemen Keuangan berupaya meminta bantuan dari China, mitra negara G7, dan pemasok minyak global utama lainnya untuk mempersulit Iran ekspor minyak.
Pejabat tersebut juga mengatakan lonjakan harga minyak mentah terutama didorong oleh ketidakpastian geopolitik, bukan sanksi AS. Dia menyebut sanksi di masa lalu terbukti tidak menyebabkan kenaikan harga minyak.
"Kami akan melakukan pembicaraan dengan semua pemasok utama di seluruh dunia. Termasuk negara-negara di G7; termasuk Tiongkok. Semua negara ini harus berperan dalam membatasi kemampuan Iran untuk mendapatkan akses terhadap barang-barang yang mereka gunakan. membuat senjata," kata pejabat itu.
Amerika Serikat menggunakan sanksi keuangan untuk mengisolasi Iran dan mengganggu kemampuannya mendanai kelompok proksi dan mendukung perang Rusia di Ukraina. Departemen Keuangan telah menargetkan lebih dari 500 individu dan entitas yang terkait dengan terorisme dan pendanaan teroris oleh rezim Iran dan proksinya sejak dimulainya pemerintahan Biden pada Januari 2021.
Hal ini termasuk menargetkan program drone dan rudal Iran serta pendanaannya terhadap kelompok militan Palestina Hamas, Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok milisi Irak.