Respons BKSDA Jabar soal Harimau Jawa di Hutan Sukabumi Selatan

Ilustrasi Harimau Jawa. Foto: Sigit Adhi Wibowo/Shutterstock
Ilustrasi Harimau Jawa. Foto: Sigit Adhi Wibowo/Shutterstock

Panthera tigris sondaica atau yang dikenal harimau jawa dinyatakan punah sejak tahun 1980-an. Setelah dinyatakan punah puluhan tahun lalu, keberadaan harimau jawa kembali menjadi sorotan.

Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan berupa sehelai rambut yang diduga merupakan jejak harimau jawa di Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jabar.

Menanggapi penelitian yang dilakukan oleh BRIN, Koordinator Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, Eri Mildranaya, menilai penelitian yang dilakukan oleh BRIN merupakan produk akademis yang berisi informasi mengenai keberadaan harimau jawa.

"Sebagaimana informasi yang dirilis peneliti BRIN itu adalah informasi akademis penjejakan genetik," kata dia melalui pesan singkat pada Selasa (26/3).

Namun demikian, menurut Eri, diperlukan penelitian lanjutan untuk memastikan eksistensi harimau jawa seperti identifikasi tapak hingga genetik. Maka dari itu, pihaknya masih menunggu hasil dari penelitian lanjutan yang dilakukan oleh BRIN.

"Kami pun masih menunggu arahan pusat. Sementara kita sama-sama tunggu, ya," ucap dia.

Eri tak menjelaskan secara lebih rinci tahapan dari penelitian yang dilakukan. Menurut dia, hal tersebut menjadi ranah dari peneliti BRIN. Kemungkinan, jika sudah lengkap, akan ada rilis resmi yang disampaikan oleh BRIN atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Yang memahami tahapan-tahapan akademis itu tentunya para peneliti, dalam hal ini BRIN," kata dia.

Sebelumnya, peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Wirdateti, mengungkap adanya temuan sehelai rambut harimau jawa di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan.

"Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip harimau jawa yang dikabarkan telah punah, pada 19 Agustus 2019, malam. Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat," ujar Wirdateti dalam siaran pers yang dimuat di web BRIN, Senin (25/3).

Dari serangkaian analisis DNA yang telah dilakukan, Teti (sapaan akrab Wirdateti) dan tim menyimpulkan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah spesies Panthera tigris sondaica.

Spesies itu berada dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930. Keyakinan itu diperkuat dengan ditemukannya bekas cakaran harimau di lokasi yang sama.

Hal itu membuat Teti melakukan observasi lebih lanjut. Identifikasi awal Teti bersama tim adalah melakukan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan Sukabumi dengan spesimen harimau jawa koleksi MZB. Kemudian beberapa sub-spesies sampel harimau lain, yakni harimau bengal, amur dan sumatra, dan macan tutul jawa yang digunakan sebagai kontrol.

Next Post Previous Post