Delegasi Israel Batal ke AS usai DK PBB Setuju Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 21 Januari 2024. Foto: Israel Defense Forces/Reuters
Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 21 Januari 2024. Foto: Israel Defense Forces/Reuters

Sikap abstain Amerika Serikat (AS) dalam resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, Palestina, dikritik oleh Israel. Hal tersebut dinilai merugikan perjuangan Israel melawan Hamas dan upaya membebaskan sandera yang ditawan.

Dikutip dari AFP, setelah lebih dari lima bulan berperang, DK PBB untuk pertama kalinya menuntut “gencatan senjata segera”di Gaza, setelah AS yang merupakan sekutu Israel abstain. AS tidak mem-veto resolusi DK PBB tersebut.

“Ini jelas merupakan kemunduran dari posisi konsisten Amerika Serikat di Dewan Keamanan sejak awal perang,” demikian pernyataan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (25/3).

Delegasi Israel Batal ke AS

Dalam keterangan yang sama, Netanyahu disebut telah membatalkan rencana keberangkatan delegasi Israel ke AS untuk membahas operasi militer di Rafah, Palestina.

Pemungutan suara di PBB "merugikan upaya perang dan upaya pembebasan para korban penculikan," kata kantor Netanyahu dalam pernyataan tersebut.

“Hal ini memberi Hamas harapan bahwa tekanan internasional akan memungkinkan mereka menerima gencatan senjata tanpa pembebasan korban penculikan kami," sambungnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: RONEN ZVULUN / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: RONEN ZVULUN / POOL / AFP

Dalam keterangan tersebut, disebutkan bahwa Netanyahu tidak akan mengirimkan delegasi ke AS jika negara tersebut keluar dari prinsipnya dalam perang di Gaza.

“Mengingat perubahan posisi Amerika, Perdana Menteri Netanyahu memutuskan bahwa delegasi tersebut tidak akan pergi,” lanjut keterangan tersebut.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah meminta Netanyahu untuk mengirimkan tim untuk berkonsultasi mengenai rencana Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rafah di Gaza, yang ditentang oleh Washington.

Kekhawatiran internasional semakin besar terkait serangan darat di ujung paling selatan Gaza itu akan secara drastis memperburuk jumlah korban jiwa warga sipil dan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina.

Next Post