Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Mengutip website Sehat Negeriku milik Kemenkes RI, penyakit kardiovaskular menyebabkan sekitar 651.000 kematian setiap tahun.
Tingginya angka ini mendorong banyak orang menjaga pola hidup sehat, termasuk lewat asupan bergizi. Kini, studi terbaru menyebut bahwa rutin makan satu porsi kacang kenari setiap hari juga bisa membantu menjaga kesehatan jantung.
Dilansir Medical News Today, temuan ini berasal dari studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Texas Tech University dan Juniata College. Mereka menganalisis dampak kacang kenari terhadap mikrobioma usus yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan kardiovaskular.
Studi yang dimuat dalam jurnal Clinical Nutrition ini melibatkan 42 partisipan dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular. Pada dua minggu pertama, seluruh peserta menjalani diet standar Barat, yakni pola makan tinggi karbohidrat olahan, lemak jenuh, dan rendah serat, yang mencerminkan kebiasaan makan umum di negara-negara maju. Rincian nutrisi dari diet tersebut meliputi asupan karbohidrat sebesar 50%, protein sebesar 16%, dan lemak sebesar 34%.
Kemudian, setelah menjalani diet tersebut, para peserta mengikuti tiga jenis diet secara bergantian selama enam minggu. Diet tersebut terdiri dari mengonsumsi kacang kenari satu porsi atau setara 57–99 gram, satu dengan ALA (asam alfa-linolenat) dari minyak nabati tanpa kenari, dan satu lagi dengan ALA yang diganti oleh asam oleat. Urutan diet diberikan secara acak kepada setiap peserta.
Pada akhir periode diet enam minggu, para peneliti mengumpulkan sampel tinja peserta untuk menganalisis komposisi dan aktivitas mikrobiota usus dari masing-masing kelompok. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar bakteri Gordonibacter lebih tinggi pada pola diet yang mengonsumsi kacang kenari.
Peningkatan aktivitas bakteri Gordonibacter ini penting karena bakteri tersebut berperan dalam memetabolisme senyawa tanaman, termasuk senyawa bioaktif yang terkandung dalam kacang kenari.
Menariknya, Gordonibacter juga menunjukkan peningkatan ekspresi gen GATM (glycine amidinotransferase), yaitu gen yang memproduksi enzim untuk pembentukan L-homoarginine, sejenis asam amino yang diyakini dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine, rendahnya kadar homoarginine dalam darah juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung dan stroke. Oleh karena itu, temuan mengenai peningkatan produksi homoarginine melalui aktivitas mikrobiota usus yang dipicu oleh konsumsi kacang kenari memberikan petunjuk bahwa kacang ini dapat mendukung kesehatan jantung lewat jalur yang sebelumnya jarang dibahas.
Kacang Kenari. Foto: Shutterstock
Di sisi lain, manfaat kacang kenari terhadap jantung juga telah lama dikenal dari sisi nutrisinya. Dr. John Higgins, seorang profesor kedokteran kardiovaskular yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, menjelaskan bahwa kacang kenari merupakan sumber lemak omega-3, khususnya asam alfa-linolenat (ALA) yang terbukti membantu menjaga tekanan darah, kolesterol, serta mengurangi peradangan.
"Kacang kenari merupakan sumber asam lemak omega-3 yang kaya, khususnya asam alfa-linolenat, dan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Kacang kenari mengurangi peradangan, meningkatkan keseimbangan kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi risiko sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular," jelas Dr. Higgins, dikutip dari Medical News Today.
Kendati demikian, Dr. Higgins menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Namun, ia menilai bahwa menyesuaikan pola makan dan menjaga keseimbangan mikrobiota usus, seperti dengan mulai rutin mengonsumsi satu cangkir kacang kenari setiap hari berpotensi membantu mencegah penyakit jantung di masa depan.
Melalui temuan ini, kita mengetahui bahwa menambahkan kacang kenari ke dalam pola makan harian bisa jadi langkah kecil dengan manfaat besar. Selain sebagai sumber lemak sehat, kacang kenari juga bekerja sama dengan mikrobiota usus dalam mendukung kesehatan jantung. Meski begitu, jangan lupa tetap memperhatikan porsinya agar tidak berlebihan, ya.