Apr 18th 2024, 11:09, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS
Pertemuan bilateral Menlu Indonesia dan Menlu China merupakan landasan penting dalam memperkuat hubungan kedua negara.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke Jakarta pada Kamis (18/4). Mereka meyakini pertemuan ini dapat memperdalam ikatan diplomatik yang telah berlangsung selama 75 tahun.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk memperkokoh kerja sama yang saling menguntungkan, dengan fokus pada kemitraan ekonomi yang semakin kuat.
Menlu Retno Marsudi juga menyoroti hubungan ekonomi yang erat antara Indonesia dan China.
"China merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan volume perdagangan mencapai lebih dari USD 127 miliar serta menjadi salah satu investor asing terbesar dengan nilai investasi lebih dari USD 7,4 miliar tahun lalu," ungkap Retno di gedung Kemlu, Jalan Pejambon, Jakarta.
Kerja sama investasi di berbagai sektor, seperti industri, infrastruktur, manufaktur, transisi energi, dan ketahanan pangan, menjadi fokus dalam upaya memperkuat kemitraan kedua negara.
Pembahasan lanjutan mengenai kerja sama ekonomi akan dilakukan dalam pertemuan High-Level Dialogue Cooperation Mechanism di Labuan Bajo, NTT, pada Jumat (19/4), yang akan dihadiri oleh pejabat tinggi dari kedua negara.
"Dari pihak Indonesia akan dipimpin bersama Menko Marves dan Menteri Luar Negeri. Sementara dari pihak RRT akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, Wang Yi," jelasnya.
Pernyataan Wang Yi
Wang Yi juga menggarisbawahi kerja sama ekonomi antara China dan Indonesia.
"Dalam pertemuan yang sudah berlangsung, kedua belah pihak telah bertukar pandangan sesuai arahan strategis kedua kepala negara dan mengenai mempercepat pembangunan komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama," ujar Wang Yi.
Di samping itu, China juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan negara-negara ASEAN dalam mengimplementasikan Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) secara penuh dan efektif.
"Selain itu, China juga berkomitmen untuk mempercepat negosiasi Code of Conduct (COC) agar membangun Laut Tiongkok Selatan menjadi wilayah yang damai dan penuh kerja sama," tambahnya.
Menanggapi konflik di Timur Tengah, Wang Yi menyampaikan dukungan China terhadap upaya penyelesaian masalah Palestina secara adil melalui "two-state solution".
"Kami juga merasa sakit hati atas bencana kemanusiaan akibat konflik Palestina-Israel. Kami sependapat bahwa resolusi DK PBB No 2728 harus diimplementasikan secara penuh dan efektif. Gencatan senjata tanpa syarat dan tahan lama perlu segera dilaksanakan dan perlu diambil tindakan substantif untuk melindungi warga sipil," tuturnya.
Wang Yi juga menegaskan bahwa stabilitas Timur Tengah tidak akan terwujud tanpa penyelesaian isu Palestina.
Kami juga mengimbau agar para pihak menjaga ketenangan dan menahan diri. Pihak China mendukung DK PBB sesegera mungkin menerima Palestina sebagai anggota resmi PBB," tandasnya.
Dalam konferensi pers pertemuan itu, Menlu Retno juga kembali menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap situasi di Timur Tengah, khususnya konflik di Gaza dan isu Palestina, serta mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Setelah bertemu Retno di gedung Kemlu, Wang Yi melanjutkan lawatannya ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Jokowi.