Pada momen Hari Kartini, sejumlah sivitas akademika perempuan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan sikap terkait kondisi bangsa terkini. Kegiatan itu digelar di Balairung UGM pada Minggu (21/4).
"Bahwa Balairung simbol hidupnya harapan, simbol hidupnya perjuangan. Kita tidak akan pernah berhenti menyuarakan hati nurani," kata Prof Wiendu Nuryanti dalam orasinya.
Guru Besar Fakultas Teknik UGM itu mengatakan sivitas akademika tak boleh berhenti menyuarakan dan menggerakkan lintas generasi akan pentingnya menegakkan moral dan etika.
"Oleh karena itu di akhir orasi saya, saya ingin memohon kepada seluruh bangsa Indonesia yang masih memiliki hati nurani yang jernih bersih untuk kita semua bersama-sama menyalakan lilin-lilin kecil di sudut-sudut nurani kita," katanya.
"Termasuk yang ada di MK, penting untuk menyalakan lentera-lentera hati nurani kita untuk mendengarkan bisikan nurani yang paling murni, bersih, jernih," jelasnya.
Wiendu berharap hal ini bisa dilakukan serentak di seluruh nusantara.
"Kalau serentak di seluruh nusantara saya yakin seyakin-yakinnya habis gelap terbitlah terang," pungkasnya.
Sementara Dosen Fisipol UGM Suci Lestari Yuana mengatakan Indonesia disorot sebagai salah satu negara perempuan mengalami penurunan kebebasan ekspresi terburuk.
"(Ini) merupakan pengekangan langsung hak-hak yang diperjuangkan Kartini," kata Suci.
Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi akan membacakan PHPU atau sengketa Pilpres 2024 pada Senin, 22 April 2024.