Apr 24th 2024, 01:29, by Wisnu Prasetiyo, kumparanNEWS
Bantuan luar negeri senilai miliaran dolar untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan segera disetujui di Senat AS minggu ini. Secara tiba-tiba pada Sabtu (20/4) lalu, pembahasan RUU soal ini berjalan sangat lancar.
Senat AS akan menyetujui paket empat rancangan undang-undang yang disahkan.
Dikutip dari Reuters, Rabu (24/4), berikut detailnya:
Paket pertama memberikan $61 miliar untuk Ukraina
Paket kedua memberikan $26 miliar untuk Israel
Paket ketiga memberikan Taiwan $8,12 miliar untuk "melawan komunis Tiongkok" di Indo-Pasifik
Paket keempat mencakup potensi larangan terhadap aplikasi media sosial TikTok, langkah-langkah untuk mentransfer aset-aset Rusia yang disita ke Ukraina, dan sanksi baru terhadap Iran.
Paket tersebut dapat disahkan oleh Senat yang dipimpin Partai Demokrat secepatnya pada Selasa (23/4) malam waktu setempat. Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden telah berjanji untuk segera menandatanganinya menjadi undang-undang.
Terbaru, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah telah menyiapkan paket bantuan militer senilai $1 miliar untuk Ukraina.
Hal ini akan membuka jalan bagi pengiriman bantuan militer ke Ukraina dalam beberapa hari ke depan, sehingga meningkatkan semangat pasukan Ukraina dalam memerangi penjajah Rusia.
Masuknya senjata akan meningkatkan peluang Kyiv untuk mencegah terobosan besar Rusia di wilayah timur. Meskipun menurut para analis, akan lebih membantu bila bantuan tersebut mendekati waktu yang diminta Biden tahun lalu.
"Saya meminta rekan-rekan saya untuk bersama-sama mengesahkan tambahan hari ini secepat mungkin, mengirimkan bantuan yang telah lama mereka nantikan kepada teman-teman kita ke luar negeri," kata Pemimpin Mayoritas Demokrat di Senat Chuck Schumer dalam pidatonya.
Saat ia mendesak dukungan, pemimpin Partai Republik Mitch McConnell mengatakan kegagalan untuk mendukung sekutunya semakin menguatkan saingannya seperti Tiongkok dan Rusia, dan mengecam isolasionisme.
"Hari ini, Senat melakukan ujian atas nama seluruh bangsa. Ini adalah ujian terhadap tekad Amerika, kesiapan kita, dan kesediaan kita untuk memimpin," katanya.