Warga Bawean Masih Tinggal di Tenda Usai Gempa, Mulai Terserang Penyakit

Warga Bawean Masih Tinggal di Tenda Usai Gempa, Mulai Terserang Penyakit Foto: Mili.id
Warga Bawean Masih Tinggal di Tenda Usai Gempa, Mulai Terserang Penyakit Foto: Mili.id

Warga Pulau Bawean mulai mengeluhkan sejumlah penyakit di posko pengungsian usai gempa 6,5 magnitudo terjadi, Jumat (22/3) lalu.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Gresik melalui Ketua Pos Komando Tanggap Darurat bidang Kesehatan, dr. Rini Suliatyoasih mengungkapkan, keluhan terdeteksi usai tenaga kesehatan (nakes) melakukan pemeriksaan keliling; ke setiap posko.

"Selama 2 hari tim nakes sudah mengkaji keluhan masyarakat. Rata - rata; sudah mulai ada demam dan batuk pilek serta gejala pascagempa, seperti pusing dan hipertensi," terang Rini, Selasa (26/3).

Menurut Rini, pemicu rasa tidak enak badan yang dirasakan warga Bawean itu lantaran mereka tinggal di tenda darurat, kurang istirahat; dan tidur tidak lelap.

"Mungkin semuanya dipicu karena mereka tinggal di tenda sementara. Kemudian istirahat tidak cukup. Ditambah tidur kurang lelap, yang akhirnya memicu tensinya naik lalu perasaan trauma," rinci Rini.

Kondisi Masjid Jamik Al Muhajirin yang sebangian bangunannya roboh akibat gempa di Dusun Balikbakgunung, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24/3/2024). Foto: Mili.id
Kondisi Masjid Jamik Al Muhajirin yang sebangian bangunannya roboh akibat gempa di Dusun Balikbakgunung, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu (24/3/2024). Foto: Mili.id

Oleh karena itu juga, nakes turut menyuplai obat - obatan bagi warga yang terindikasi sakit, berfungsi mengantisipasi gejala yang lebih berat, dan melakukan pendampingan warga yang masih trauma.

"Jadi ketika teman-teman ini turun sudah beserta dengan obatnya. Dan alhamdulillah meskipun obat sudah mulai terbatas, persediaannya masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," jelasnya.

Dari kejadian ini Rini berharap, pihak terkait dapat mengganti tenda darurat sementara warga terdampak, dengan tenda resmi yang lebih layak.

"Mereka ini membutuhkan tenda yang layak pakai dan tertutup. Bertujuan agar mereka bisa nyaman saat tidur dan tentunya terhindar dari segala jenis penyakit," tuturnya.

Selain itu, lanjut Rini, dirinya juga berterima kasih kepada pihak-pihak relawan yang sudah bersedia mengirimkan tenaga kesehatan (nakes) dan atau non-nakes.

"Hingga hari ini kami sudah mendapat tambahan bantuan 30 nakes dan 7 non-nakes. Untuk non-nakes menangani kesehatan jiwa agar warga supaya tidak trauma lagi, meskipun itu akan tetap membekas," tutup Rini.

Next Post Previous Post